8/19/2014

Sejarah Kota Kudus



 Sejarah Berdirinya Kota Kudus

Nama "Kudus" berasal dari Bahasa Arab yang berarti Suci. Kudus bukan satu-satunya kabupaten yang menyandang nama Arab di Tanah Jawakarena Kabupaten Demak dan Kabupaten Kendal juga berasal dariBahasa Arab.
Kudus awalnya desa kecil di tepi Sungai Gelis, bernama Desa Tajug. Warga hidup dari bertani, membuat batu bata, dan menangkap ikan. Setelah kedatangan Sunan Kudus, desa kecil itu dikenal sebagai Al-Quds yang berarti Kudus. Sunan Kudus yang gemar berdagang menumbuhkan Kudus menjadi kota pelabuhan sungai dan perdagangan di jalur perdagangan Sungai Gelis -> Sungai Wulan -> Pelabuhan Jepara.

Pedagang dari Timur Tengah, Tiongkok, dan pedagang antar pulau dari sejumlah daerah di Nusantara berdagang kain, barang pecah belah, dan hasil pertanian di Tajug. Warga Tajug juga terinspirasi filosofi yang dihidupi Sunan Kudus,Gusjigang. Gus berarti bagus, ji berarti mengaji, dan gang berarti berdagang. Melalui filosofi itu, Sunan Kudus menuntun masyarakat menjadi orang berkepribadian bagus, tekun mengaji, dan mau berdagang. Dari pembauran lewat sarana perdagangan dan semangat ”gusjigang” itulah masyarakat Kudus mengenal dan mampu membaca peluang usaha. Dua di antaranya usaha batik dan jenang.
Berdirinya Masjid Menara Kudus sebagai Hari Jadi Kabupaten KudusMasjid Menara Kudus tidak lepas dari peran Sunan Kudus sebagai pendiri dan pemrakarsa. Sebagaimana para walisongo yang lainnya, Sunan Kudus memiliki cara yang amat bijaksana dalam dakwahnya. Di antaranya, beliau mampu melakukan adaptasi dan pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat yang telah memiliki budaya mapan dengan mayoritas beragama Hindu dan Budha. Pencampuran budaya Hindu dan Budha dalam dakwah yang dilakukan Sunan Kudus, salah satunya dapat kita lihat pada masjid Menara Kudus ini. Masjid ini didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M. Hal ini dapat diketahui dari inskripsi (prasasti) pada batu yang lebarnya 30 cm dan panjang 46 cm yang terletak pada mihrab masjid yang ditulis dalam bahasa Arab.
Kabupaten Kudus (bahasa JawaHanacaraka ꦑꦸꦢꦸꦱ꧀LatinKudus) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotakabupaten ini adalah Kota Kudus, terletak di jalur pantai timur laut Jawa Tengah antara Kota Semarang dan Kota Surabaya. Kota ini berjarak 51 kilometer dari timur Kota Semarang.
Kabupaten Kudus berbatasan dengan Kabupaten Pati di timur,Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak di selatan, sertaKabupaten Jepara di barat. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok(kretek) terbesar di Jawa Tengah dan juga dikenal sebagai kota santri. Kota ini adalah pusat perkembangan agama Islam pada abad pertengahan. Hal ini dapat dilihat dari adanya tiga makam wali/sunan, yaitu Sunan KudusSunan Muria, dan Sunan Kedu.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Kudus adalah dataran rendah. Di sebagian wilayah utara terdapat pegunungan (yaitu Gunung Muria), dengan puncak Gunung Saptorenggo (1.602 m dpl), Gunung Rahtawu(1.522 m dpl), dan Gunung Argojembangan (1.410 m dpl). Sungai terbesar adalah Sungai Serang yang mengalir di sebelah barat, membatasi Kabupaten Kudus dengan Kabupaten Demak. Kudus dibelah oleh Sungai Gelis di bagian tengah sehingga terdapat istilah Kudus Barat dan Kudus Timur
.Adapun Tokoh Pendiri Kudus:
  • K.H.R. Asnawi (almarhum)
  • K.H.M. Arwani (almarhum)
  • K.H. Turaichan Ad Djusyarofi (almarhum)-Pakar Almanak/penanggalan Internasional
  • K.H. Ma'ruf Irsyad (almarhum)
  • K.H. Ma'ruf Asnawi (almarhum)
  • K.H. Sya'roni Ahmadi
  • K.H. Mansur,MA (almarhum)
  • K.H. Ulin Nuha Arwani
  • K.H. Ulil Albab Arwani
  • K.H. Achmad Rofiq Hadziq (almarhum)
  • K.H. Subhan ZE (almarhum)
  • Liem Swee Kingl
  • Haryanto Arbi
  • Dr. Syahrir


Tidak ada komentar:

Posting Komentar