B
Tulisan ini akan bercerita sedikit mengenai kuliner apa saja yang bisa kita temukan di Kudus, yang merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 Ha yang terbagi dalam 9 kecamatan.
Soto Kaki Kambing merupakan salah satu menu makanan favorit di Kudus. Konon, tempat makan yang bisa dikategorikan sederhana dan harus dilewati dengan berliku-likut itu pernah masuk Koran Suara Merdeka. Apalagi kalau makannya sambil ditambah dengan susu kedelai, rasanya maknyus banget. Kalau datang telat sedikit aja, kita bakalan kehabisan si menu utama, soto kaki kambing. Sama seperti nasib saya dulu di mana akhirnya jadi pesan soto kambing.
Pilihan lain untuk menyantap sarapan adalah nasi pindang, rekomendasi dari saya untuk makanan ini adalah Rumah Makan Jati Putra Pak Yono. Konon katanya, tempat ini bakalan rame kalau udah masuk jam 10-11an. Pengunjung yang datang kemudian harus menunggu sampai berdiri di depan pintu masuk. Mereka rela melakukan hal tersebut semata-mata demi makan di tempat ini. Luar biasa. Cobalan memesan menu yang direkomendasikan, "Nasi Pindang pake Limpa". Nasi yang dihidangkan di atas piring dengan daun melinjo dan "dibanjiri" oleh kuah kaldu pindang. Rasa kuahnya manis.
Kalau mau mencoba datang ke tempat ini, cobalah bertanya dengan patokan alamat Kasmini Pasar Kliwon. Wow, nama yang cukup spooky yak! Bayangin aja kalau ke kita ke sana pas malam Jumat Kliwon, pasti langitnya gelap deh, soalnya mataharinya udah terbenam. Di sana menunya cukup beragam, ada telur tahu, ayam goreng, dan pempek. Kalau kemarin, yang diincer teman-teman saya adalah pempeknya. Coba pesan juga Nasi Ayam Mentok dan lihatlah ukuran potongan daging ayam yang dihidangkannya.
Cobalah Ayam Gongso di Warung Makan Sadam. Apa itu ayam gongso? Ayam Gongso adalah ayam dengan bumbu kecap cabai. Hampir bisa dikatakan kalau potongan daging ayam tersebut hampir tertutup hitam oleh kecap. Hitam eksotis menggoda selera. Ayam Gongso bisa juga dihidangkan dengan nasi goreng. Kompilasi yang sederhana namun tetap punya cita rasa yang tinggi.
Cobalah mampir ke Rumah Makan Sari Rasa, garang asem lezat dan segar akan menggoyang lidah anda dengan hangatnya. Nama garang asem hakikatnya merujuk pada rasa makanan dan cara memasaknya. Garang asem adalah lauk yang dimasak dengan cara dibungkus daun pisang dan dikukus (digarang/dipanaskan). Lauknya bisa apa saja, seperti berlaku pada masakan pepes, misalnya ayam, jeroan, ikan, jamur, atau tahu. Rasanya agak asem (asam) karena lauk tadi dicampuri irisan tomat hijau.
Gak afdol rasanya kalau ke Kudus tapi belum mencoba salah satu menu kuliner termasyurnya, Sate Kerbau. Rasanya lezat, empuk, dan sedikit menyerupai rasa dendeng sapi.
Sate kerbau banyak didapat di Jl. Gang I, Jl. Gang III, Jl. Pemuda dan tempat-tempat di sekitar Kota Kudus. Namun yang paling melegenda di tanah Kudus, adalah Sate Kudus Pak Min. Jangan kaget jika jam buka warungnya hanya sebentar, kira-kira sekitar pukul 07.30-09.00 WIB, karena biasanya sejak pagi sudah banyak yang antre. Dan sekitar pukul 10 rata-rata sudah habis.
Sebagai bentuk penghormatan terhadap agama Hindu dari Sunan Kudus, maka orang Kudus memilih menggunakan daging kerbau sebagai pengganti sapi. Ketika zaman penyebaran Islam di pulau Jawa khususnya Jawa Tengah oleh Wali Songo, mayoritas masyarakat di Kudus pada saat itu masih beragama Hindu. Jadi, untuk menghormati pemeluk agama Hindu, Wali Songo meminta penduduk Kudus saat itu untuk menggunakan daging kerbau. Termasuk dalam makanan ini, Soto Kerbau.
Tempat yang terkenal di antaranya Soto Kerbau Bu Jatmi atau Bu Dibyo.
Siapa tidak mengenal Soto Kudus? Dalam semangkuk soto ayam terdiri dari dari nasi putih, taoge, irisan seledri dan irisan daging ayam dengan kuah yang bening serta taburan remahan bawang putih goreng di atasnya. Kekhasan sotonya yang berbeda bisa dirasakan dari suapan pertamanya, di mana kelezatannya bumbunya terasa lebih ringan (dibandingkan dengan soto khas Jawa Timuran) dan segar.
erita
Pertama kali mendengar nama Kudus, mungkin hal pertama yang bisa kita ingat adalah nama salah satu Wali Songo, Sunan Kudus, salah satu tokoh penyebar agama Islam di daerah Jawa. Tapi tulisan kali ini bukanlah cerita mengenai seperti apa lika-liku Sunan Kudus dalam menyebarkan agama Islam di sana, bukan.
Tulisan ini akan bercerita sedikit mengenai kuliner apa saja yang bisa kita temukan di Kudus, yang merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah mencapai 42.516 Ha yang terbagi dalam 9 kecamatan.
Soto Kaki Kambing Gang Tiga
Soto Kaki Kambing merupakan salah satu menu makanan favorit di Kudus. Konon, tempat makan yang bisa dikategorikan sederhana dan harus dilewati dengan berliku-likut itu pernah masuk Koran Suara Merdeka. Apalagi kalau makannya sambil ditambah dengan susu kedelai, rasanya maknyus banget. Kalau datang telat sedikit aja, kita bakalan kehabisan si menu utama, soto kaki kambing. Sama seperti nasib saya dulu di mana akhirnya jadi pesan soto kambing.
Nasi Opor, Sunggingan
Di Kudus pun ada tempat beli sarapan yang juga luar biasa ramai, Nasi Opor Sunggingan di Jl Niti Semito 9. Di tempat ini menu andalannya "Nasi Opor Ayam". Ada dua pilihan bagian yang bisa dipesan; dada dan paha. Nasi Opor seharga Rp 7.000 itu dihidangkan dengan suwiran ayam dan potongan-potongan tahu kecil. Jangan terlalu berharap kalau makanan ini disajikan dalam jumlah besar. Nasi opor ini disajikan dalam jumlah cukup yang mengenyangkan. Kita menyantapnya sendok yang terbuat dari daun pisang yang dilipat. Lo harus ngerasain gimana rasanya nyendok pake daun pisang ini. Mengambil nasi dan potongan ayam yang pastinya tidak mungkin dalam jumlah yang besar. Pengalaman barucoyyy!
Lentog Tanjung
Apa itu lentog? Lentog itu semacam nasi opor ayam, tapi tanpa daging ayamnya. Klo dari Wikipedia,
Lentog adalah makanan khas Kudus yang merupakan campuran lontong dan sayur lodeh. Selain itu sebagai pelengkap biasanya terdapat sate telur puyuh dengan rasa khas kudus. Lentog banyak dijual oleh pedagang kaki lima di Kudus. Biasanya Lentog dijual pada pagi hari sampai siang (Wikipedia)
Lentog adalah makanan khas Kudus yang merupakan campuran lontong dan sayur lodeh. Selain itu sebagai pelengkap biasanya terdapat sate telur puyuh dengan rasa khas kudus. Lentog banyak dijual oleh pedagang kaki lima di Kudus. Biasanya Lentog dijual pada pagi hari sampai siang (Wikipedia)
Penjual lentog biasanya berjejer di pinggir jalan. Tapi untuk mengetahui tempat makan yang paling enak tidaklah susah. Cukup lihat saja mana yang ramai dikunjungi. Dengan harga Rp 2500,00 sudah dapat diperoleh satu porsi Lentog. Kalau mau nambah sate telur puyuh dan bakwan, paling nambah 1500, jadinya harga total 4000 perak. Cukup mengenyangkan untuk sarapan pagi. Rasanya pun khas sekali.
Nasi Pindang
Pilihan lain untuk menyantap sarapan adalah nasi pindang, rekomendasi dari saya untuk makanan ini adalah Rumah Makan Jati Putra Pak Yono. Konon katanya, tempat ini bakalan rame kalau udah masuk jam 10-11an. Pengunjung yang datang kemudian harus menunggu sampai berdiri di depan pintu masuk. Mereka rela melakukan hal tersebut semata-mata demi makan di tempat ini. Luar biasa. Cobalan memesan menu yang direkomendasikan, "Nasi Pindang pake Limpa". Nasi yang dihidangkan di atas piring dengan daun melinjo dan "dibanjiri" oleh kuah kaldu pindang. Rasa kuahnya manis.
Nasi Ayam Mentok, Kasmini
Kalau mau mencoba datang ke tempat ini, cobalah bertanya dengan patokan alamat Kasmini Pasar Kliwon. Wow, nama yang cukup spooky yak! Bayangin aja kalau ke kita ke sana pas malam Jumat Kliwon, pasti langitnya gelap deh, soalnya mataharinya udah terbenam. Di sana menunya cukup beragam, ada telur tahu, ayam goreng, dan pempek. Kalau kemarin, yang diincer teman-teman saya adalah pempeknya. Coba pesan juga Nasi Ayam Mentok dan lihatlah ukuran potongan daging ayam yang dihidangkannya.
Ayam Gongso
Garang Asem
image from google.com |
Cobalah mampir ke Rumah Makan Sari Rasa, garang asem lezat dan segar akan menggoyang lidah anda dengan hangatnya. Nama garang asem hakikatnya merujuk pada rasa makanan dan cara memasaknya. Garang asem adalah lauk yang dimasak dengan cara dibungkus daun pisang dan dikukus (digarang/dipanaskan). Lauknya bisa apa saja, seperti berlaku pada masakan pepes, misalnya ayam, jeroan, ikan, jamur, atau tahu. Rasanya agak asem (asam) karena lauk tadi dicampuri irisan tomat hijau.
Sate Kerbau
Gak afdol rasanya kalau ke Kudus tapi belum mencoba salah satu menu kuliner termasyurnya, Sate Kerbau. Rasanya lezat, empuk, dan sedikit menyerupai rasa dendeng sapi.
Sate kerbau banyak didapat di Jl. Gang I, Jl. Gang III, Jl. Pemuda dan tempat-tempat di sekitar Kota Kudus. Namun yang paling melegenda di tanah Kudus, adalah Sate Kudus Pak Min. Jangan kaget jika jam buka warungnya hanya sebentar, kira-kira sekitar pukul 07.30-09.00 WIB, karena biasanya sejak pagi sudah banyak yang antre. Dan sekitar pukul 10 rata-rata sudah habis.
Soto Kerbau
sumber |
Sebagai bentuk penghormatan terhadap agama Hindu dari Sunan Kudus, maka orang Kudus memilih menggunakan daging kerbau sebagai pengganti sapi. Ketika zaman penyebaran Islam di pulau Jawa khususnya Jawa Tengah oleh Wali Songo, mayoritas masyarakat di Kudus pada saat itu masih beragama Hindu. Jadi, untuk menghormati pemeluk agama Hindu, Wali Songo meminta penduduk Kudus saat itu untuk menggunakan daging kerbau. Termasuk dalam makanan ini, Soto Kerbau.
Tempat yang terkenal di antaranya Soto Kerbau Bu Jatmi atau Bu Dibyo.
Soto Kudus
Siapa tidak mengenal Soto Kudus? Dalam semangkuk soto ayam terdiri dari dari nasi putih, taoge, irisan seledri dan irisan daging ayam dengan kuah yang bening serta taburan remahan bawang putih goreng di atasnya. Kekhasan sotonya yang berbeda bisa dirasakan dari suapan pertamanya, di mana kelezatannya bumbunya terasa lebih ringan (dibandingkan dengan soto khas Jawa Timuran) dan segar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar